Apa itu Motivasi?
Motivasi berasal dari kata “motivation”. Kata motivation bila kita ambil awalan dan akhirannya, maka akan terbentuk kata “motion” yang berarti gerakan. Motivation berasal dari dua suku kata yaitu, motive (alasan) dan action (tindakan, kerja nyata). Jadi, orang-orang yang memiliki motivasi untuk menggapai sesuatu akan selalu: bergerak, mengambil tindakan, dan kerja-kerja nyata untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.
Menurut Anthony Robbins, “Emotion creates motion, motion creates emotion”. Perasaan termotivasi akan mendorong kita untuk melakukan sebuah tindakan. Dan sebaliknya, tindakan akan menciptakan perasaan termotivasi (semangat). Jadi, ketika kita tidak bersemangat, ambilah sebuah tindakan terlebih dahulu, dan semangat akan datang dengan sendirinya.
Motivasi berdasarkan sumber munculnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu eksternal motivasi dan internal motivasi. Eksternal motivasi adalah sumber-sumber motivasi yang bersifat sebagai suatu pemancing motivasi yang datangnya dari luar, biasanya berupa incentive motivation (hadiah) atau fear motivation (rasa takut). Sedangkan, Internal motivasi adalah motivasi atau inspirasi yang datangnya dari dalam hati dengan didasari kesadaran rasional untuk mencapai sebuah tujuan. Internal motivasi lebih dikenal sebagai self motivation (motivasi diri).
Berbicara tentang eksternal motivasi, ada dua hal dalam hal ini yang bisa membuat seseorang bergerak untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam banyak kasus, fear motivation (rasa takut) lebih ampuh dari pada incentive motivation (hadiah) untuk memaksa orang bertindak. Tapi perlu dipahami bahwa fear motivation sifatnya sementara, “ketakutannya hilang” orang-orang akan kembali ke zona amannya. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menciptakan performa optimal tanpa harus di kejar-kejar oleh “ketakutan”.
Dalam tinjauan Agama Islam, motivasi sangat erat kaitannya dengan niat. Prof. Dr. M. Ma’ruf Abdullah, SH, MM, (2014 : 9) mengatakan bahwa niat yang lurus adalah pondasi utama dari amal perbuatan. Sudah barang tentu niat yang lurus yang dimaksud adalah hanya mengharap ridha Allah SWT dalam setiap amal perbuatan.
Dalam Al-Quran Surat Asy-Syams ayat 7 – 10, Allah SWT berfirman: “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” Dalam ayat diatas tergambar jelas bahwa dalam diri manusia terdapat dua potensi, yaitu keburukan dan kebaikan. Ini pun bisa kita analogikan dengan orang yang memiliki motivasi/semangat dan orang yang lemah semangatnya.
Dari beberapa paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa orang-orang yang memiliki motivasi untuk menggapai suatu tujuan akan senantiasa bergerak, mengambil tindakan, dan kerja nyata untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.
By: Nurhasan Nudin, SE (@KeizenHasan)
Menurut Anthony Robbins, “Emotion creates motion, motion creates emotion”. Perasaan termotivasi akan mendorong kita untuk melakukan sebuah tindakan. Dan sebaliknya, tindakan akan menciptakan perasaan termotivasi (semangat). Jadi, ketika kita tidak bersemangat, ambilah sebuah tindakan terlebih dahulu, dan semangat akan datang dengan sendirinya.
Motivasi berdasarkan sumber munculnya secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu eksternal motivasi dan internal motivasi. Eksternal motivasi adalah sumber-sumber motivasi yang bersifat sebagai suatu pemancing motivasi yang datangnya dari luar, biasanya berupa incentive motivation (hadiah) atau fear motivation (rasa takut). Sedangkan, Internal motivasi adalah motivasi atau inspirasi yang datangnya dari dalam hati dengan didasari kesadaran rasional untuk mencapai sebuah tujuan. Internal motivasi lebih dikenal sebagai self motivation (motivasi diri).
Berbicara tentang eksternal motivasi, ada dua hal dalam hal ini yang bisa membuat seseorang bergerak untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam banyak kasus, fear motivation (rasa takut) lebih ampuh dari pada incentive motivation (hadiah) untuk memaksa orang bertindak. Tapi perlu dipahami bahwa fear motivation sifatnya sementara, “ketakutannya hilang” orang-orang akan kembali ke zona amannya. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menciptakan performa optimal tanpa harus di kejar-kejar oleh “ketakutan”.
Dalam tinjauan Agama Islam, motivasi sangat erat kaitannya dengan niat. Prof. Dr. M. Ma’ruf Abdullah, SH, MM, (2014 : 9) mengatakan bahwa niat yang lurus adalah pondasi utama dari amal perbuatan. Sudah barang tentu niat yang lurus yang dimaksud adalah hanya mengharap ridha Allah SWT dalam setiap amal perbuatan.
Dalam Al-Quran Surat Asy-Syams ayat 7 – 10, Allah SWT berfirman: “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” Dalam ayat diatas tergambar jelas bahwa dalam diri manusia terdapat dua potensi, yaitu keburukan dan kebaikan. Ini pun bisa kita analogikan dengan orang yang memiliki motivasi/semangat dan orang yang lemah semangatnya.
Dari beberapa paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa orang-orang yang memiliki motivasi untuk menggapai suatu tujuan akan senantiasa bergerak, mengambil tindakan, dan kerja nyata untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.
By: Nurhasan Nudin, SE (@KeizenHasan)
- By Admin Super
- Monday, 12 March 2018 11.53 WIB